World Cleanup Day International (WCDI) Jember 2019
Kebersihan lingkungan tidak hanya mempengaruhi kesehatan melainkan memberikan pengaruh buruk terhadap lingkungan itu sendiri. Mind-set masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ternyata masih saja melekat. Rasa ketidakpedulian yang tinggi ternyata memberikan pengaruh yang cukup signifikan, sehingga menyebabkan lingkungan menjadi korban utamanya. Konstruksi social yang seperti itu sudah seharusnya dihilangkan sejak dulu, mengingat kondisi lingkungan yang semakin tidak kondusif. Kebersihan bisa dimulai kapan saja dan di mana saja, selagi kedisiplinan diri untuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan tetap diprioritaskan.
Salah satu yang paling berdampak dari membuang sampah sembarangan adalah sungai. Seperti hal-nya sungai pada umumnya yang berfungsi sebagai penampung air hujan ketika musim hujan telah datang, fungsi sungai juga sebagai pusat ekosistem. Dengan rusaknya ekosistem sungai dan banyaknya sampah yang tertimbun di sungai dikawatirkan akan memberikan bencana ketika musim penghujan telah datang yang tentukan akan berpotensi terjadinya banjir.
Kota Jember adalah sebuah kota yang terletak di ujung timur Provinsi Jawa Timur yang terkenal dengan sungai Bedadungnya, namun seperti yang kita tahu bahwa sungai tersebut ternyata sudah tidak layak difungsikan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari di karenakan air yang sudah tercemar. Tercemarnya sungai tersebut tak lain diakibatkan oleh kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah di sungai tersebut. Sampah yang terdiri dari sampah plastic, detergen, DDT dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan yang semakin memperparah kondisi kerusakan alam yang kian hari semakin tidak tahu diri.
Pencemaran tersebut masih dapat kita tanggulangi dengan melakukan sesuatu yang cukup sederhana yaitu dengan membersihkan sungai dari sampah-sampah yang tidak mudah terurai dalam kurun waktu yang singkat. World Clean Up Day 2019 merupakan ajang bersih-bersih yang dilakukan oleh seluruh masyarakat dunia secara serentak pada tanggal 21 September 2019, Jumat lalu. Tidak hanya masyarakat, dan lembaga-lembaga penyelenggara WCDI, mahasiwa pun antusias tidak ingin tinggal diam dengan dukungan permasalahan sampah yang hampir tiada habisnya untuk diperbincangkan.
Masyarakat serta mahasiswa pun berbondong-bondong membawa trashbag dan cangkul garbu untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan di tepi maupun di tengah sungai. Aliran sungai yang tidak cukup deras membantu memudahkan untuk proses pembersihan. Jenis-jenis sampah pun sangat beragam. Sampah yang telah terkumpul dibedakan menjadi 3 macam yakni sampah residu, sampah plastik dan sampah B3. Sampah plastik yang telah terkumpul disalurkan menuju TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sedangkan utnuk sampah residu dan juga sampah B3 di salurkan menuju landfill.
Kegiatan WCDI tersebut berlangsung selama kurang lebih 3 jam. Sebelum berangkat menuju titik lokasi mahasiswa Teknik Lingkungan berkumpul di Fakultas untuk bersama-sama menuju Lapangan Tegal Besar, Kaliwates. Kegiatan diawali dengan registrasi kemudian pembukaan oleh Ibu Bupati Dr. Hj. Faida, MMR. Kegiatan selanjutnya mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan berjalan menuju sungai Bedadung. Pembagian kelompok ditujukan untuk membagi titik-titik lokasi yang harus dibersihkan dengan membawa trashbag yang berbeda jenis.
Pukul 10.00 WIB, kegiatan tersebut berakhir dan seluruh sampah telah diangkut menggunakan Truck sampah. Peserta WCDI kembali menuju lapangan Tegal Besar untuk melaksanakan kegiatan penutupan dan foto bersama. Lapangan Tegal Besar tersebut dipenuhi posko Basarnas, posko Farmasi, dan UMKM. Tidak hanya itu, peserta WCDI juga mendapatkan nasi kotak sebagai menu makan siang.
Kegiatan ini ternyata mencuri banyak perhatian publik dikarenakan peserta WCDI yang berjumlah 13.000 peserta diseluruh Indonesia. Jumlah yang tidak sedikit untuk membuat Indonesia lebih bersih dari sebelumnya. Hal ini sangat berdampak baik untuk kebersihan sungai padawaktu berikutnya, dan diharapkan kegiatan ini tidak hanya berlaku saat WCDI saja melainkan dapat dilakukan untuk hari hari berikutnya. Hal ini juga diperlukan adanya sosialisasi dan edukasi mengenai kebersihan yang diharapkan tidak ada lagi masyarakat dan mahasiswa yang membuang sampah sembarangan. Membudayakan diri untuk hidup bersih dan sehat tidaklah merugikan. Sebagai generasi muda sudah sepantasnya berkontribusi untuk menyelamatkan bumi dari sampah.