Kuliah Tamu Teknologi Tepat Guna dalam Penyediaan Air Minum
Penyediaan air minum dalam jumlah yang cukup dan bermutu tinggi merupakan sebuah tugas yang tidak sederhana. Ada banyak sekali tantangan yang harus diatasi, yang muncul akibat kondisi alam, kondisi ekonomi dan kebijakan, maupun kondisi sosial masyarakat pengguna air.
Untuk meningkatan wawasan dan kecakapan dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik mengenai teknologi penyediaan air minum dan berbagai tantangannya, Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Jember telah menyelenggarakan kegiatan kuliah tamu bertajuk Teknologi Tepat Guna untuk Penyediaan Air Minum. Acara kuliah tamu ini telah dilaksanakan pada Sabtu, 28 September 2024 secara daring di Zoom.
Narasumber kuliah tamu ini ialah Ibu Andayani, S.T., M.T. Beliau adalah seorang Sanitarian Ahli Muda di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Acara ini dipandu oleh moderator yaitu Ibu Tika Kumala Sari, S.T., M.T., seorang dosen Prodi Teknik Lingkungan Universitas Jember.
Dalam paparannya, Bu Andayani menjelaskan data dari berbagai rujukan ilmiah bahwa meski lebih dari 80% desa telah memiliki akses ke air minum yang layak, hanya sekitar 15% yang dinyatakan aman secara nasional. Selain itu, rujukan lain menyebutkan bahwa pada tahun 2019 lebih dari 50% sungai di Indonesia tercemar berat dan lebih dari 30% tercemar sedang. Pemerintah dalam RPJMN telah menargetkan sebanyak 33% rumah tangga memiliki akses air minum aman di tahun 2o25. Beliau juga menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan air minum aman adalah air minum yang memenuhi empat kriteria, yaitu akses air minum layak, lokasi air minum ada di dalam rumah atau halaman rumah, selalu tersedia setiap saat, dan memenuhi standar kulalitas fisika, biologi, dan kimia air minum. Standar kualitas air minum itu telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 2 tahun 2023. Peraturan ini menggantikan peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Menteri Kesehatan no. 429 tahun 201o.
Bu Andayani lantas menjelaskan kontaminan dalam Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sumber kontaminasi pada SPAM dapat berupa kontaminasi di sumber air, atau di mata air, atau di sumur gali, atau di pipa-pipa, atau di bak penampung. Untuk mencegah kontaminasi itu, perlu diantisipasi lima faktor risiko, yaitu faktor alami (geologi), faktor bencana alam, faktor tata guna lahan, faktor gangguan SPAM, dan perilaku pengelola SPAM dan masyarakat sekitarnya.
Bu Andayani kemudian menjelaskan berbagai contoh teknologi tepat guna dalam pengolahan air minum. Di antaranya multiple aerator yang digunakan untuk air baku yang tercemari logam besi (Fe) dan mangan (Mn). Alat ini digunakan pada tahun 2002 di Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, dan Keca,atam Jetis Kab. Mojokerto dan tahun 2014 di Alor NTT. Dalam sebuah pengukuran didapati bahwa alat ini memiliki efisiensi pengurunan Fe lebih dari 97%.
Selain itu, juga ada teknologi filtrasi untuk Fe dan Mn yang pernah diterapkan di Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Madiun.
Penjelasan beliau selengkapnya dapat disaksikan dalam rekaman kuliah tamu ini di kanal Youtube prodi Teknik Lingkungan sebagai berikut.
Posted on: October 31, 2024, by : Abdur Rohman